Ferry Unardi : Founder dan CEO Situs Reservasi Traveloka.com
KISAH FERRY UNARDI SUKSES MEMBANGUN TRAVELOKA
Setelah
menyelesaikan pendidikan S1, Beliau memutuskan untuk bekerja di Microsoft,
Seattle. Beliau bekerja sebagai seorang software engineer. Setelah 3 tahun
bekerja, Ferry berpikir bahwa dirinya sulit menjadi terbaik di Microsoft.
Pemikiran tersebut wajar untuk seorang karyawan, karena karyawan akan
memikirkan karir. Karena Ferry merasa suntuk dengan pekerjaannya, Beliau
mencoba terbang ke China untuk mencari pemikiran baru. Hasil pemikirannya
adalah industri travel dan penerbangan. Sebagai seorang insinyur (software
engineer), Ferry Unardi merasa tidak terlalu percaya diri memulai bisnis
startup. Beliau berpikir logis dan memustuskan untuk melanjutkan pendidikan S2
Bisnis di Harvard University.
Jalan
1 semester di Harvard University, Ferry Unardi tertarik untuk mengembangkan
perusahaan rintisan (startup). Beliau memilih stratup di bidang mesin pencari
tiket pesawat. Ferry, merasa kesulitan saat memesan tiket Amerika – Indonesia.
Berawal dari solusi untuk memecahkan permasalahannya sendiri, Ferry
mengembangkan sebuah mesin pencari tiket pesawat dengan teknologi yang lebih
modern, fleksibel dan praktis.
Berdirinya Traveloka.com
Tepat
saat Ferry berusia 23 tahun, Beliau memutuskan untuk melangkah keluar dari zona
nyaman. Ferry melihat pada waktu itu, Startup di bidang reservasi tiket, adalah
startup yang masih booming dan menjadi trend. Banyak investor berlomba-lomba
untuk masuk ke industri startup reservasi tiket. Ferry berpikir bakal ketinggalan
gerbong, jika tidak segera memulainya.
Konsep
bisnis Traveloka pada tahun 2012 adalah situs pencari dan pembanding tiket
pesawat. Traveloka didirikan oleh tiga orang bersahabat: Derianto Kusuma, Ferry
Unardi, Albert. Singkat cerita, Ferry meilhat bahwa orang-orang tidak hanya
ingin mencari tiket yang murah, tetapi juga ingin memesan langsung tiket. Tepat
pada pertengahan tahun 2013, Traveloka berubah menjadi situs reservasi
(pemesanan) tiket pesawat.
Banyak
hal yang harus dipelajari oleh Ferry saat mengawali Traveloka. Tantangan
terberat adalah bagaimana cara mengelola tim yang awalnya berjumlah 8 orang
menjadi belasan, puluhan bahkan ratusan orang. Banyak hal yang harus dilakukan
sebagai perusahaan baru, termasuk membentuk budaya perusahaan dan membangun manajemen
yang solid.
Selain
itu permasalahan juga hadir, karena banyak maskapai penerbangan yang tidak
bersedia bekerjasama dengan Traveloka. Ferry berusaha meyakinkan
perusahaan-perusahaan maskapai penerbangan dan juga memperbaiki sistem layanan
pelanggan (customer service). Sejauh
ini Traveloka sudah mendapatkan pendanaan dari beberapa perusahaan modal
ventura (venture capital). Pendanaan pertama berasal dari East Ventures pada
tahun 2012 dan Global Founders Capital pada tahun 2013.
Pelajaran dari Kisah Sukses Ferry Unardi, pendiri Traveloka.com
Banyak
hal yang dapat kita pelajari dari kisah suskes Ferry Unardi. Setidaknya kita
dapat mempelajari:
- Semangat pantang menyerah dan kerja keras. Ternyata tidak mudah membuat perusahaan startup, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi mulai dari manajemen, pendanaan, menjalin partnership dan lain sebagainya.
- Sosok Ferry Unardi dan kawan-kawan, mengajarkan kepada kita bahwa setiap pebisnis harus memiliki insting. Tahu kapan waktu yang pas untuk masuk dalam bisnis tersebut, tahu apa yang dibutuhkan oleh customer. Ferry dan kawan-kawan mengubah model bisnis yang awalnya hanya mesih pencari tiket menjadi situs reservasi tiket.
Terakhir
dan paling penting: Kita harus melayani pembeli dan memberikan yang terbaik
untuk pembeli. Dari situ, pembeli diharapkan akan membeli kembali layanan kita.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan sobat, semoga bisa bermanfaat dan membantu. #BeGoodNetizen